Frasa Adalah, Pengertian, Ciri, dan Jenisnya |
Selain frasa idiomatik, terdapat berbagai jenis frasa lainnya. Pada kesempatan ini, kita akan belajar tentang apa itu frasa dan berbagai jenisnya.
Ilustrasi Frasa Adalah || Sumber: pertuni |
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif (tidak memiliki fungsi predikat). Selain itu, dalam buku Translation Skill karya Kadaruddin, frasa diartikan sebagai gabungan dua kata atau lebih yang membentuk satu kesatuan. Namun, kata-kata tersebut tidak membentuk subjek-predikat dan tidak membentuk makna baru. Agar lebih memahami pengertian frasa di atas, perhatikan contoh frasa berikut!
Kombinasi kata (1) adalah sebuah ilustrasi frasa karena terdiri dari dua kata yang tidak memiliki fungsi predikat. Di sisi lain, kombinasi kata (2) bukanlah contoh frasa karena terdapat fungsi predikat, yaitu kata “panjang.”
Frasa tidak memberikan makna baru, yang berarti bahwa makna yang dihasilkan oleh penggabungan kata dalam sebuah frasa tetap sama dengan makna kata-kata yang membentuknya. Sebagai contoh, dalam frasa ‘penggaris panjang,’ makna yang dimaksud adalah ‘penggaris (yang) panjang,’ sementara dalam ‘sekolah pintar,’ maknanya bukan ‘sekolah (yang) pintar,’ melainkan ‘tempat untuk belajar.’
Dengan demikian, berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat menyusun ciri-ciri frasa adalah sebagai berikut: Frasa adalah sekelompok kata yang:
Setelah memahami apa itu frasa dan karakteristik-karakteristiknya, penting juga untuk mengenal berbagai jenis frasa. Jenis-jenis frasa ini dikelompokkan berdasarkan kesamaan dalam distribusi unsur-unsurnya, kategori kata, posisinya dalam kalimat, serta makna yang terkandung di dalamnya. Di bawah ini, akan dijelaskan variasi-variasi frasa beserta contohnya.
Frasa adalah dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis berdasarkan kesamaan dalam distribusi unsur-unsurnya, yaitu frasa endosentris dan eksosentris.
Frasa endosentris adalah jenis frasa yang memiliki struktur sejajar, dan salah satu dari unsur-unsurnya dapat menggantikan unsur yang lain. Unsur yang dapat melakukan penggantian ini disebut unsur pusat atau inti.
Dalam frasa endosentris, terdapat pola hubungan timbal balik antara unsur yang menjelaskan dan yang dijelaskan (D-M) atau sebaliknya (M-D). Unsur yang memiliki kemampuan untuk menggantikan unsur lainnya, atau yang berperan sebagai unsur inti, disebut unsur D. Perhatikan contoh frasa adalah sebagai berikut:
Sejumlah anak di rumah.
‘Sejumlah anak di ruma‘ dapat diganti menjadi ‘anak di rumah,’ namun tak dapat menjadi ‘sejumlah di rumah‘ sebab frasa sejumlah anak memiliki unsur pusat, yaitu anak. Frasa sejumlah anak memiliki pola M-D.
Frasa endosentris terbagi menjadi 3 jenis, antara lain:
Frasa eksosentris adalah tipe frasa adalah di mana unsur-unsurnya tidak berada pada posisi sejajar, yang berarti tidak ada unsur yang dianggap sebagai pusat atau inti. Frasa ini terdiri dari dua kata atau lebih dan seringkali melibatkan penggunaan preposisi. Contoh frasa eksosentris mencakup “di sekolah,” “ke kantin,” dan “dari Surabaya.”
Beberapa jenis frasa adalah dikelompokkan berdasarkan kelas kata yang berperan sebagai unsur pusat atau inti dalam frasa. Jenis-jenis frasa ini mencakup hal berikut.
Frasa preposisi adalah frasa yang ditandai dengan kata depan atau preposisi. Sebagai contoh adalah: dari rumah, di depan rumah, untuk kamu.
Frasa nomina adalah jenis frasa yang intinya adalah nomina atau kata benda. Oleh karena itu, frasa nomina sering disebut sebagai frasa benda. Contoh-contoh frasa nomina mencakup “kolam ikan,” “kotak makan,” dan “pensil warna.”
Frasa verbal adalah jenis frasa yang intinya berupa kata kerja atau verba dan seringkali mengandung afiks verba (imbuhan kata kerja, seperti ber-, di-, ter-, me-). Frasa verbal juga biasanya diikuti oleh kata keterangan atau adverbial, seperti “sedang” atau “telah.” Contoh-contoh frasa verba mencakup “berjalan cepat,” “sedang makan,” dan “akan tiba.”
Frasa adjektiva adalah jenis frasa yang intinya adalah adjektiva atau kata sifat. Frasa adjektiva biasanya berperan sebagai predikat dalam kalimat. Contoh-contoh frasa adjektiva termasuk “sangat panas,” “cukup lebar,” dan “sedikit pendek.”
Frasa numeralia adalah tipe frasa yang intinya terdiri dari numeralia atau kata bilangan. Contoh-contoh frasa numeralia mencakup “sembilan ekor,” “seikat bayam,” dan “satu kilogram.”
Frasa adverbia adalah kombinasi kata-kata yang berfungsi sebagai penjelasan atau keterangan dalam sebuah kalimat. Contoh frasa adverbia termasuk “kemarin pagi,” “akhir pekan,” dan “tengah malam.”
Jenis-jenis frasa dapat dibedakan berdasarkan makna yang terkandung di dalamnya menjadi tiga kategori. Jenis frasa ini meliputi hal berikut.
Frasa ini memiliki makna yang tepat, sesuai dengan unsur-unsur yang membentuknya serta konteks kalimatnya. Contoh frasa yang sesuai adalah “Jungkook menyanyikan sebuah lagu.”
Frasa ini memiliki makna yang berbeda dari makna sebenarnya atau makna alternatif. Contoh frasa yang mendemonstrasikan hal ini adalah “Angga membawa masalah itu ke meja hijau.”
Kadang-kadang, frasa dan klausa, meskipun keduanya adalah unsur dalam kalimat, masih bisa disalahpahami. Terkadang kita mengira itu adalah frasa, padahal sebenarnya klausa. Dan kadang-kadang sebaliknya, kita menganggap itu adalah klausa, tetapi ternyata frasa. Jadi, di sini kamu dapat mempelajari perbedaan antara frasa dan klausa.