Pendidikan Karakter Menurut Para Ahli, Fungsi, dan Tujuan |
Tujuan dari Pend. Karakter untuk menanamkan nilai-nilai karakter tertentu kepada peserta didik. Di dalamnya terdapat komponen pengetahuan, kesadaran, atau kemauan, serta tindakan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut.
Hubungan Pend. karakter dengan pendidikan moral sangat erat, karena tujuan keduanya adalah membentuk dan melatih kemampuan individu secara berkesinambungan guna meningkatkan diri menuju kehidupan yang lebih baik.
Untuk lebih memahami makna character education, kita dapat merujuk pada pandangan beberapa ahli berikut ini:
T. Ramli menyatakan bahwa pengertian pendidikan karakter adalah pendidikan yang menekankan esensi dan makna terhadap moral dan akhlak, sehingga mampu membentuk pribadi peserta didik yang baik.
Menurut Thomas Lickona, pengertian pendidikan karakter adalah upaya yang disengaja untuk membantu seseorang agar memahami, memperhatikan, dan menerapkan nilai-nilai etika yang mendasari.
John W. Santrock menyatakan bahwa character education adalah pendidikan yang dilakukan dengan pendekatan langsung kepada peserta didik untuk menanamkan nilai-nilai moral dan memberikan pelajaran mengenai pengetahuan moral, dengan tujuan mencegah perilaku yang tidak diinginkan.
Elkind mengartikan pendidikan karakter sebagai suatu metode pendidikan yang dilakukan oleh para pendidik untuk mempengaruhi karakter murid. Dalam hal ini, guru tidak hanya mengajarkan materi pelajaran, tetapi juga menjadi contoh dan teladan bagi siswa.
Secara umum, fungsi pendidikan karakter adalah membentuk karakter seorang peserta didik agar menjadi pribadi yang bermoral, berakhlak mulia, bertoleran, tangguh, dan berperilaku baik.
Beberapa fungsi pendidikan karakter antara lain:
Tujuan utama pendidikan karakter adalah membangun bangsa yang tangguh, di mana masyarakatnya memiliki akhlak mulia, moral yang baik, toleransi, dan semangat gotong-royong.
Untuk mencapai tujuan tersebut, peserta didik harus ditanamkan dengan nilai-nilai pembentuk karakter yang bersumber dari Agama, Pancasila, dan Budaya. Berikut adalah nilai-nilai pembentuk karakter tersebut:
Seperti yang kita ketahui, proses globalisasi yang berlangsung terus-menerus berdampak pada perubahan karakter masyarakat Indonesia. Kurangnya pendidikan karakter dapat menyebabkan krisis moral yang mengakibatkan perilaku negatif di masyarakat, seperti pergaulan bebas, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, pencurian, kekerasan terhadap anak, dan lain sebagainya.
Thomas Lickona menyatakan ada tujuh alasan mengapa character education harus diberikan kepada warga negara sejak dini, yaitu:
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter memiliki peran yang sangat penting bagi setiap individu. Oleh karena itu, para guru, dosen, dan orang tua diharapkan selalu menanamkan nilai-nilai karakter yang baik kepada anak didik mereka.