Kenali Perkembangan Sosial Emosional Anak Sejak Dini
Caradik.com – Setiap anak mengalami titik-titik penting yang berbeda dalam perkembangannya Sosial Anak pada setiap tahap usianya. Ini termasuk dalam hal aspek sosial dan emosional selama lima tahun pertama kehidupan Si Kecil.
Untuk meningkatkan pemahaman tersebut, mari kenali tahap perkembangan sosial dan emosional anak usia dini melalui pembahasan berikut ini.
Perkembangan sosial dan emosional pada anak melibatkan pertumbuhan temperamen mereka serta hubungan dengan orang lain.
Aspek perkembangan ini tidak boleh dianggap remeh karena kemampuan mengelola emosi dan berinteraksi sosial akan menjadi bekal berharga bagi anak dalam menghadapi perjalanan kehidupannya.
Tahapan ini dimulai sejak bayi lahir, berawal dari ikatan yang terjalin antara orang tua dan anak. Pentingnya tahapan perkembangan sosial dan emosional pada anak usia dini terutama terlihat dalam 18 bulan pertama kehidupan mereka, di mana perkembangannya berkembang pesat.
Perkembangan Sosial Emosional || Sumber: paudjateng |
Perkembangan motorik, kognitif, sosial-emosional, dan bahasa sangat relevan bagi Si Buah Hati. Ketika ada gangguan pada aspek-aspek ini, salah satu konsekuensinya adalah anak dapat mengalami kesulitan dalam proses belajarnya.
Selain itu, setiap aspek ini juga dipengaruhi oleh usia anak. Dengan kata lain, tahap perkembangan anak yang berusia 0-3 tahun akan sangat berbeda jika dibandingkan dengan anak yang berusia di atas 5 tahun, terutama jika kita mempertimbangkan dimensi sosial dan emosionalnya.
Ibu perlu memberikan perhatian khusus pada perkembangan sosial dan emosional anak usia dini. Oleh karena itu, jika terdapat keterlambatan dalam perkembangan tersebut, penting untuk segera membawa Si Buah Hati ke dokter agar penyebabnya dapat segera diidentifikasi dan diatasi.
Berikut adalah tahap perkembangan sosial dan emosional anak usia 1-5 tahun yang perlu Ibu ketahui:
Setelah menginjak usia 1 tahun, anak mulai mampu berjalan dan melakukan aktivitas secara independen. Namun, ada kalanya Si Buah Hati merasa enggan meninggalkan Bunda dan cenderung mendekati ibunya secara terus-menerus. Ibu tidak perlu cemas karena situasi ini adalah hal yang wajar, dan dukungan dari orang tua sangat penting untuk menggalakkan kemandirian anak.
Pada tahap ini, anak balita juga mulai mengembangkan kemampuan sosialnya. Terkadang mereka mungkin belum mampu bermain dengan anak lain, namun di sisi lain, mereka umumnya mulai tertarik untuk mengamati atau berada di sekitar anak-anak lainnya.
Berkembangnya minat anak usia 2 tahun untuk menjelajahi lingkungan sekitarnya sering kali disertai dengan kemampuan yang semakin baik dalam mengekspresikan berbagai emosi. Oleh karena itu, sebagai Ibu, perlu memiliki tingkat kesabaran yang lebih dalam menghadapi fluktuasi emosi Si Buah Hati, terutama ketika anak merasa frustrasi namun belum mampu mengendalikan emosinya.
Sementara itu, anak pada usia ini cenderung masih memiliki sifat egois, tetapi mereka juga sedang belajar untuk berempati. Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi Ibu untuk sering memberikan dorongan dan memberi contoh kepada anak saat berinteraksi dengan orang lain.
Ketika mencapai usia 3 tahun, biasanya anak sudah tidak begitu egois lagi. Mereka juga cenderung lebih mandiri dan mampu bermain serta berinteraksi dengan anak-anak lain.
Namun demikian, sebagai Ibu, tetap diperlukan pendampingan karena terkadang anak dapat merasa frustrasi bahkan sampai marah, bahkan mungkin melakukan tindakan kekerasan fisik. Oleh karena itu, Ibu sebaiknya berusaha untuk berkomunikasi dengan anak dan mencari tahu apa yang membuat mereka kesal. Selanjutnya, bantu anak untuk mengungkapkan permintaan maaf jika mereka melakukan kesalahan, serta ajarkan konsep kerjasama dengan orang lain.
Pada usia 4 tahun, Si Buah Hati sebaiknya memiliki kehidupan sosial yang aktif. Bahkan, anak mulai memiliki sahabat yang menjadi teman terbaiknya saat bermain atau di sekolah.
Untuk mendukung perkembangan ini, Ibu dapat membantu Si Buah Hati dalam membangun hubungan sosial dengan anak-anak lain. Salah satu cara melakukannya adalah dengan mengundang teman-teman anak untuk bermain di rumah atau mengatur pertemuan di taman bermain.
Ketika mencapai usia 5 tahun, anak sudah mampu mengikuti instruksi sederhana dan menerapkan keterampilan sosialisasi, seperti memberikan pujian atau meminta maaf ketika mereka melakukan kesalahan.
Selain itu, sebagai Ibu, tidak perlu terlalu khawatir jika Si Buah Hati lebih memilih bermain dengan teman-temannya daripada bersama Anda. Pada usia ini, anak-anak sudah cakap dalam bermain dengan imajinasi dan memiliki tingkat kepercayaan diri yang cukup tinggi ketika berperan dalam permainan khayalan.
Untuk mendukung perkembangan anak pada tahap ini, Ibu dapat membantu dengan menyediakan dukungan seperti berikut ini:
Setelah memahami tahap Perkembangan Sosial Emosional Anak seperti yang telah dijelaskan di atas, coba lakukan upaya-upaya tersebut untuk mendukung pertumbuhan anak dengan baik.